Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
This blog tell about my lesson, knowledge and my experience. I get to post them for my task. Thank's to sir Ony Kuswara, my teacher and thank's for you cause you're looking my blog :)
Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 19 Januari 2012

KHASIAT PEGAGAN

Pegagan

(Centella asiatica, (Linn), Urb.)
Sinonim :
= Hydrocotyle asiatica, Linn. = Pasequinus, Rumph.
Familia :
Umbelliferae
Uraian :
Terna liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm - 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm - 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm - 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 - 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm - 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 - 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit.

Nama Lokal :
Daun kaki kuda (Indonesia), Pegaga (Ujung Pandang); Antanan gede, Antanan rambat (Sunda), Dau tungke (Bugis); Pegagan, Gagan-gagan, Rendeng, Kerok batok (Jawa); Kos tekosan ( Madura), Kori-kori (Halmahera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, Campak, Demam, Amandel (Tonsilis), Sakit tenggorokan; Bronkhitis, Infeksi dan Batu saluran kencing, Mata merah, Wasir; Keracunan, Muntah darah, Batuk darah, mimisan, Cacingan, Lepra;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman.

KEGUNAAN :
1.Infectious hepatitis, campak (measles).
2.Demam, radang amandel (tonsillitis), sakit tenggorok, bronchitis.
3.Infeksi dan batu sistem saluran kencing.
4.Keracunan Gelsemium elegans, arsenic.
5.Muntah darah, batuk darah, mimisan.
6.Mata merah, wasir.
7.Sakit perut, cacingan, menambah nafsu makan.
8.Lepra.

PEMAKAIAN: 15 - 30 gram pegagan segar, direbus, minum.  Atau dilumatkan, peras, minum airnya.

PEMAKAIAN LUAR  : Dilumatkan, ditempel ke bagian yang sakit. Dipakai untuk: Gigitan, ular, bisul, luka berdarah, TBC kulit.

CARA PEMAKAIAN  :
1. Kencing keruh (akibat infeksi/batu sistem saluran kencing):
    30 gram pegagan segar direbus dengan air cucian beras dari bilasan
    kedua.

2. Susah kencing: 30 gram pegagan segar dilumatkan, tempel di pusar.

3. Demam:
    Segenggam daun pegagan segar ditumbuk, kemudian ditambah
    sedikit air dan garam, saring. Diminum pagi-pagi sebelum makan.

4. Darah tinggi:
    20 lembar daun pegagan ditambah 3 gelas air, direbus sampai
    menjadi 3/4-nya.  Sehari diminum  3 x 3/4 gelas.

5. Wasir:
    4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya direbus dengan 2 gelas air
    selama ± 5 menit.  Minum rebusan ini selama beberapa hari.

6. Pembengkakan hati (liver) :
    240 gram - 600 gram pegagan segar direbus, minum secara rutin.

7. Campak:  60 -120 gram pegagan direbus, minum

8. Bisul :
    30 gram - 60 gram pegagan segar direbus, diminum. Pegagan segar
    dicuci bersih, dilumatkan ditempelkan ke yang sakit.

9. Mata merah, bengkak :
    Pegagan segar dicuci bersih, dilumatkan, diperas, airnya disaring.
    Teteskan ke mata yang sakit 3 - 4 kali sehari.

10. Batuk darah, muntah darah, mimisan  : 
     60 - 90 gram pegagan segar direbus, atau diperas, airnya diminum.

11. Batuk kering :
     segenggam penuh pegagan segar dilumatkan, peras. Ditambah air
     dan gula batu secukupnya. Minum.

12. Lepra  :
     3/4 genggam pegagan dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air,
     sampai menjadi 3/4 -nya. Saring, diminum setelah dingin, sehari 3 x
     3/4 gelas.

13. Penambah nafsu makan  :
     1 genggam daun pegagan segar direbus dengan 2 gelas air sampai
     menjadi 1 gelas.  Minum sehari 1 gelas.

14. Teh daun pegagan  segar berkhasiat  :
     Pembangkit nafsu makan, menyegarkan badan, menenangkan,
     menurunkan panas, batuk kering, mengeluarkan cacing di perut,
     mimisan.

15. Lalaban pegagan berkhasiat segar berkhasiat  :
     Membersihkan darah, terutama pada bisul, tukak berdarah.
     Memperbanyak empedu, sehingga memperbaiki gangguan
     pencernaan.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Rasa manis, sejuk. Anti infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. KANDUNGAN KIMIA : Asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoside, brahminoside, brahmic acid, madasiatic acid, meso-inositol, centellose, carotenoids, garam-garam mineral seperti garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi, vellarine, zat samak. Senyawaan glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside dan senyawaan sejenis, mempunyai kasiat anti lepra (Morbus Hansen),
 
Read more...
separador

KHASIAT PECUT KUDA

Pecut Kuda

(Stachytarpheta jamaicensis [L.] Vahl.)
Sinonim :
S. marginata Vahl., S. pilosiuscula H.B.K., S. villosa Turcz., S. urticifolia Dalz. et Gibs., Verbena indica L., V. jamaicensis L.
Familia :
Verbenaceae.
Uraian :
Pecut kuda tumbuh liar di tepi jalan, tanah lapang, dan tempat-tempat terlantar lainnya. Tanaman yang berasal dari Amerika tropis ini dapat ditemukan di daerah cerah, sedang, terlindung dari sinar matahari, dan pada ketinggian 1-1500 m dpl. Terna tahunan, tegak, tinggi 20-90 cm. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan. Helaian daun berbentuk bulat telur, pangkal menyempit, ujung runcing, tepi bergerigi, permukaan jelas berlekuk-lekuk, panjang 4-8 cm, lebar 3-6 cm, berwarna hijau tua. Bunga majemuk tersusun dalam poros bulir yang memanjang, seperti pecut, panjangnya 4- 20 cm. Bunga mekar dalam waktu yang berbeda, ukurannya kecil, berwarna ungu, jarang berwarna putih. Buah berbentuk garis, berbiji 2. Biji berbentuk jarum, berwarna hitam. Untuk jenis Stachytarpheta indica Vahl., tingginya mencapai 2 meter, dipelihara sebagai tanaman pagar dan mempunyal khasiat obat yang sama dengan jenis Stachytarpheta jamaicensis [L.] Vahl. Pecut kuda dapat diperbanyak dengan biji.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Jawa: jarong (Sunda), biron, karomenal, sekar laru, ngadirenggo (Jawa). NAMA ASING Yu long bian (C), snakeweed (I). NAMA SIMPLISIA Stachytarphetae jamaicensis Herba (herba pecut kuda).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Rasa pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat sebagai pembersih darah, antiradang, dan peluruh kencing (diuretik).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian yang digunakan adalah herba, bunga, dan akar. Untuk penyimpanan, setelah dicuci dan dipotong-potong, jemur sampai kering.

INDIKASI
Herba digunakan untuk pengobatan :
- infeksi dan batu saluran kencing,
- sakit tenggorokan karena radang (faringitis), batuk,
- rematik, dan
- haid tidak teratur.

Bunga dan tangkainya digunakan untuk pengobatan :
- radang hati (hepatitis A).

Akar digunakan untuk pengobatan :
- keputihan (leukore).

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus 15-30 g herba kering atau 30 - 60 g herba segar, lalu minum air rebusannya.
Untuk pemakaian luar, giling herba segar sampai halus, lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti bisul, radang kulit bernanah, dan luka.

CONTOH PEMAKAIAN
Radang tenggorok, batuk
Sediakan 50 g herba pecut kuda segar, 2 buah kencur ukuran sedang, 2 siung bawang putih. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan 1/2 cangkir air gula sambil diaduk rata, lalu peras dan saring. Selanjutnya, minum air yang terkumpul, lakukan 3 kali sehari, selama 3-5 hari.

Keputihan
Cuci 50 g akar pecut kuda segar, lalu iris-iris seperlunya. Tambahkan 3 gelas air bersih, lalu rebus sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari, masing-masing 1/2 gelas.

Hepatitis A
Cuci 5-10 tangkai bunga pecut kuda sampai bersih, lalu potongpotong seperlunya. Tambahkan gula batu secukupnya, lalu rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

Rematik
Cuci 30-60 g herba pecut kuda segar, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dalam 3 gelas air bersih sampai air rebusannya tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan ramuan obat ini karena bisa menyebabkan keguguran.


Komposisi :
Pecut kuda mengandung glikosida flavonoid, dan alkaloid.
Read more...
separador

KHASIAT PARE

Pare

(Momordica charantia L.)
Sinonim :
= M.balsamina, Blanco. = M.balsamina, Descourt. = M.cylindrica, Blanco. = M.jagorana C.Koch. = M.operculata, Vell. = Cucumis africanus, Lindl.
Familia :
Cucurbitaceae
Uraian :
Pare banyak terdapat di daerah tropika, tumbuh baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah terlantar, tegalan, dibudidayakan atau ditanam di pekarangan dengan dirambatkan di pagar, untuk diambil buahnya. Tanaman ini tidak memerlukan banyak sinar matahari, sehingga dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Tanaman setahun, merambat atau memanjat dengan alat pembelit atau sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak. Batang berusuk lima, panjang 2-5 m, yang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5,3 cm, letak berseling, bentuknya bulat panjang, dengan panjang 3,5-8,5 cm, lebar 4 cm, berbagi menjari 5-7, pangkal berbentuk jantung, warnanya hijau tua. Taju bergigi kasar sampai berlekuk menyirip. Bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu pohon, bertangkai panjang, berwarna kuning. Buah bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, panjangnya 8-30 cm, rasanya pahit. Warna buah hijau, bila masak menjadi oranye yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, coklat kekuningan, bentuknya pipih memanjang, keras. Ada 3 jenis tanaman pare, yaitu pare gajih, pare kodok dan pare hutan. Pare gajih berdaging tebal, warnanya hijau muda atau keputihan, bentuknya besar dan panjang dan rasanya tidak begitu pahit. Pare kodok buahnya bulat pendek, rasanya pahit. Pare hutan adalah pare yang tumbuh liar, buahnya kecil-kecil dan rasanya pahit. Untuk memperoleh buah yang panjang dan lurus, biasanya pada ujung buah yang masih kecil digantungkan batu. Daun dari pare yang tumbuh liar, dinamakan daun tundung. Daun ini dikatakan lebih berkhasiat bila digunakan untuk pengobatan. Daun dan buahnya yang masih muda dimakan sebagai lalab mentah atau setelah dikukus terlebih dahulu, dimasak sebagai sayuran, tumis, sambal goreng, gado-gado, dan sebagainya. Tanaman ini juga dapat digunakan untuk membunuh serangga. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Paria, pare, pare pahit, pepareh (Jawa). Prieu, peria, foria,; Pepare, kambeh, paria (Sumatera). Paya, paria, truwuk, ; Paita, paliak, pariak, pania, pepule (Nusa tenggara). Poya, ; Pudu, pentu, paria belenggede, palia (Sulawesi). Papariane,; Pariane, papari, kakariano, taparipong, papariano, popare, pepare;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, radang tenggorokan, Sakit Mata merah, Demam, malaria.; Menambah napsu makan, kencing manis, Rhematik, Sariawan; Bisul, Abses, Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Buah, biji, bunga, daun dan akar.

KEGUNAAN:
Buah:
- Batuk, radang tenggorok (pharyngitis).
- Haus karena panas dalam.
- Mata sakit dan merah.
- Demam, malaria.
- Pingsan karena udara panas (heatstroke).
- Menambah napsu makan.
- kencing manis.
- Disentri.
- Rheumatism, rematik gout.
- Memperbanyak air susu (ASI).
- Datang haid sakit (dismenorrhoea).
- Sariawan.
- lnfeksi cacing gelang.

Bunga:
- Pencernaan terganggu

Daun:
- Cacingan.
- Luka, abses, bisul.
- Erysipelas.
- Terlambat haid.
- Sembelit, menambah napsu makan.
- Sakit lever.
- Demam.
- Melancarkan pengeluaran ASI.
- Sifilis, kencing nanah (Gonorrhea).
- Menyuburkan rambut pada anak balita.

Akar:
- Disentri amuba.
- Wasir.

Biji:
- Cacingan.
- Impotensi,
- Kanker.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 15-30 g di juice atau di rebus.
Pemakaian luar. Buah atau daun secukupnya digiling halus, untuk pemakaian setempat pada luka bakar, bisul, abses, eksim, digigit serangga, biang keringat (miliaria), melancarkan pengeluaran ASI, dan sebagainya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Haus karena panas dalam, demam, heat stroke:
    Satu buah pare mentah yang masih segar dicuci bersih, lalu dibelah.
    Buang isinya, potong-potong secukupnya, lalu direbus dengan 3
    gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
    minum.

2. Diabetes:
    a. 200 g buah pare segar dicuci bersih lalu diblender. Tambahkan
       air minum secukupnya, lalu diperas dengan sepotong kain sampai
       terkumpul sebanyak 50 ml (seperempat gelas). Perasan
       dihangatkan dengan api kecil selama 15-30 menit. Setelah dingin
       diminum, lakukan setiap hari.

    b. 200 g buah pare dicuci bersih lalu diiris tipis-tipis. Rebus dengan
       3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
       minum, Lakukan setiap hari.

3. Disentri.
    Buah pare segar dicuci lalu dibelah, isinya dibuang. Parut atau
    dijuice, airnya diminum. Segera minum air matang. Satu kali minum
    200 cc.

4. Disentri amuba, diare:
    Ambil akar pare yang masih segar sebanyak 30 g. Dicuci bersih lalu
    dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air sampai
    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan gula pasir
    secukupnya lalu diminum.

5. Cacingan pada anak:
    a. Daun segar sebanyak 7 g, diseduh dengan 1/2 cangkir air panas.
       Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk
       sampai merata, minum sekaligus sebelum makan pagi.

    b. Ambil dua sampai tiga biji pare. Giling sampai halus, aduk dengan
       sedikit air masak. Minum, disusul dengan minum air hangat.           
       Ramuan ini untuk pengobatan infeksi cacing gelang.

6. Menyuburkan rambut yang tipis dan kemerahan:
    a. Ambil segenggam daun pare, cuci bersih. Daun kemudian
       ditumbuk sampai seperti bubur, tambahkan air 3/4 gelas. Ramuan
       ini kemudian diembunkan semalaman. Pagi-pagi ramuan ini
       disaring, airnya dipakai untuk membasuh kulit kepala.

    b. Ambil daun pare yang masih segar secukupnya, lalu dicuci bersih.
       Daun pare tadi ditumbuk sampai halus, lalu diperas dengan
       sepotong kain. Airnya dipakai untuk melumas kulit kepala.
       Lakukan setiap hari. Ramuan ini terutama digunakan untuk bayi
       dan anak balita.

7. Bisul, abses:
    Ambil segenggam daun pare, cuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas
    air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum.

8. Demam, malaria, sakit lever, sembelit, cacingan:
    Segenggam penuh daun pare dicuci bersih, lalu ditumbuk halus.
    Tambahkan 1 cangkir air matang, diaduk merata lalu disaring. Air
    saringannya ditambahkan sedikit garam, lalu diminum pada pagi hari
    sebelum makan.

9. Kencing nanah:
    6 lembar daun pare, 2 jari akar jayanti, 2 jari kulit kemboja, 1 jari
    rimpang temulawak, 3 jari gula enau, dicuci dan dipotong-potong
    seperlunya. Rebus dengan 4 gelas


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, dingin, Anti radang. Masuk meridian jantung, hati dan paru. Buah: Peluruh dahak, pembersih darah, menambah napsu makan, penurun panas, penyegar badan. Bunga: Memacu enzim pencernaan. Daun: Peluruh haid, pencahar, perangsang muntah, penurun panas. KANDUNGAN KIMIA: Daun: Momordisin, momordin, karantin, asam trikosanik, resin, asam resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat, asam linoleat, asam stearat dan L.oleostearat. Buah: Karantin, hydroxytryptamine, vitamin A,B dan C. Biji: Momordisin.
Read more...
separador

KHASIAT PANDAN WANGI

Pandan Wangi

(Pandanus amaryllifolius Roxb.)
Sinonim :
= P. odorus Ridl. = P. latifolius Hassk. = P hasskarlii Merr.
Familia :
Pandanaccae
Uraian :
Pandan wangi tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Pandan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap, tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Perdu tahunan, tinggi 1-2 m. Batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, warnanya putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daunnya harum kalau diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan atau penganan. Irisan daun pandan muda dicampur bunga mawar, melati, cempaka dan kenanga, sering diselipkan di sanggul supaya rambut menjadi harum, atau diletakkan di antara pakaian dalam lemari. Daun pandan yang diiris kecil-kecil juga digunakan untuk campuran bunga rampai atau bunga tujuh rupa. Perbanyakan dengan pemisahan tunas-tunas muda, yang tumbuh di antara akar-akarnya.

Nama Lokal :
Pandan rampe, p. seungit, p. room, p. wangi (Jawa).; Seuke bangu, s. musang, pandan jau, p. bebau, p. harum,; pandan rempai, p. wangi, p. musang (Sumatera). pondang,; pondan, ponda, pondago (Sulawesi).kelamoni, hao moni,; keker moni, ormon foni, pondak, pondaki, pudaka (Maluku).; Pandan arrum (Bali), bonak (Nusa Tenggara),;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rambut rontok, menghitamkan rambut, menghilangkan ketombe; Lemah saraf (neurastenia), tidak napsu makan, rematik, ; Pegal linu, sakit disertai gelisah.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun.

INDIKASI :
Daun pandan berkhasiat untuk mengatasi:
- lemah saraf (neUrasthenia),
- tidak nafsu makan,
- rematik, pegal linu,
- sakit disertai gelisah,
- rambut rontok, menghitamkan rambut, dan
- ketombe.

CARA PEMAKAIAN :
Daun pandan segar sebanyak 2 - 5 lembar diiris-iris secukupnya lalu direbus atau diseduh, minum. Atau daun ditumbuk lalu diperas dan diminum. Pemakaian luar, daun dicuci bersih lalu digiling halus. Turapkan pada luka atau kulit kepala yang berketombe.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Lemah saraf :
    Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu dipotong
    kecil-kecil. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 gelas.
    Setelah dingin disaring lalu diminum pagi dan sore hari, masing-
    masing 1 gelas.

2. Rematik dan pegal linu :
    a. Daun pandan segar sebanyak 3 lembar dicuci bersih lalu diiris
       tipis-tipis. Seduh dengan 1/2 cangkir minyak kelapa yang telah
       dipanaskan sambil diaduk merata. Setelah dingin siap digunakan
       untuk menggosok bagian tubuh yang sakit.
    b. Daun pandan segar sebanyak 5 lembar dan daun serai 20 lembar,
       dicuci Ialu ditumbuk sampai halus. Tambahkan minyak kayu putih
       dan minyak gandapura masing-masing 1 sendok makan. Aduk
       sambil diramas sampai merata. Ramuan ini digunakan untuk
       menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit.

3. Gelisah :
    Daun pandan segar sebanyak 2 lembar dicuci lalu diiris tipis-tipis.
    Seduh dengan segelas air panas. Setelah -dingin disaring, minum
    sekaligus. Lakukan 2 - 3 kali sehari, sampal tenang.

4. Rambut rontok :
    Sebanyak 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun
    urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10
    kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar, setelah dicuci
    bersih lalu dipotong-potong secukupnya. Bahan-bahan tersebut
    dimasukkan ke dalam panci email, lalu tambahkan rninyak wijen,
    minyak kelapa dan minyak kemiri masing-masing 1/2 cangkir.
    Panaskan sampai mendidih, lalu diangkat. Setelah dingin disaring,
    siap untuk digunakan. Caranya, oleskan campuran minyak tadi ke
    seluruh kulit kepala sambil dipijat ringan. Lakukan malam hari
    sebelum tidur, esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2 - 3 kali
    seminggu.

5. Menghitamkan rambut :
    Daun pandan wangi sebanyak 7 lembar dicuci lalu dipotong-potong.
    Rebus dengan 1 liter air sampai warnanya menjadi hijau. Embunkan
    air rebusan tadi semalaman. Pagi harinya, campurkan rebusan daun
    pandan tadi dengan air perasan 3 buah mengkudu masak. Air
    campuran tadi lalu digunakan untuk meneuci rambut. Lakukan 3 kali
    seminggu, sampai terlihat hasilnya.

6. Ketombe :
    Daun pandan segar sebanyak 7 lembar dicuci bersih lalu digiling
    halus. Tambahkan 1/2 cangkir air bersih sambil diremas merata.
    Peras dan saring. Air perasan daun pandan ini lalu dioleskan ke
    seluruh kulit kepala yang berketombe. Biarkan mengering, kalau
    perlu olesan diulang sekali lagi.  Kira-kira 1/2 - 1 jam kemudian,
    rambut dibilas dengan air bersih. Lakukan setiap hari sampai
    sembuh.  



Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Daun pandan mengandung alkaloida, saponin, flavonoida, tanin, polifenol, dan zat warna.
Read more...
separador

KHASIAT PALA

Pala

(Myristica fragrans Houtt,)
Sinonim :
--
Familia :
Myristicaceae.
Uraian :
Pohon, tinggi lebih kurang 10 meter, batang tegak, berkayu, warna putih kotor, daun tunggal, bentuk lonjong, ujung dan pangkal runcing, warna hijau mengkilat. Perbungaan bentuk malai, keluar dari ketiak daun. Bunga jantan berbentuk bola, warna kuning. Biji kecil, bulat telur, selubung biji merah, biji berwarna hitam kecokelatan

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Myristicae Arillus, Macis; Kembang Pala (selubung biji buah) Myristicae Semen; Biji Pala. Myristicae fructus Cortex; Kulit buah Pala.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menetralkan. KHASIAT Arilus : Stomakik, karminatif, dan stimulan. Biji:Karminatif, spasmolitik, dan antiemetik. PENELITIAN Sudjiman Djojosengodjo S. Bagian Farmakologi, FKH UGM., Telah melakukan penelitian efek sedatif infus biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata pemberian secara oral menghasilkan simpulan berikut. a. Infus biji Pala 10% efek sedatif lebih tinggi daripada infus biji Pala 5%. b. Efek infus biji Pala 10% lebih kurang 1/10 efek klorpromazina 0,05%. Sukapti, Harjoso Hardjopranoto, Rahardjo, dkk., 1978. Universitas Airlangga. Telah melakukan penelitian pengaruh ekstrak Pala terhadap efek relaksasi otot polos usus halus kelinci terpisah. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ekstrak Pala mempunyai efek relaksasi terhadap otot polos usus halus. Umi Sapta Rini dan Nurfina Aznam, 1980. Fakultas Farmasi, UGM. Pembimbing: dr. R.H. Yodono dan Drs. Sarjoko, Apt. Telah melakukan penelitian efek sedatif seduhan biji Pala pada mencit. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah diberi seduhan biji Pala pada konsentrasi 60% dan 80%.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Selubung biji buah, biji, dan kulit buah.

KEGUNAAN
- Biji:
- Disentri.
- Maag.
- Menceret.
- Menghentikan muntah.
- Mual.
- Mulas.
- Perut kembung.
- Sulit tidur pada anak-anak.
- Rematik (obat luar-sabun pala).
- Suara parau (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN
Maag
Ramuan:
Biji Pala (serbuk)   1 gram
Buah Pisang Batu (serbuk)   6 gram
Air   100 ml

Cara pernbuatan:
diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sekali 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 30 hari.

Menghentikan Muntah dan Mulas
Ramuan:
Biji Pala (serbuk)   1 sendok teh
Garam   sedikit
Air   secukupnya

Cara pembuatan:
Diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum bersama ampasnya.

Suara Parau (Serak)
Ramuan:
Biji Pala (serbuk)   2 butir
Rimpang Jahe (dikukur)   3 rimpang
Bunga Kuncup Cengkih (serbuk)   7 biji
Air   50 ml

Cara pembuatan:
Diseduh.

Cara pernakaian:
Diborehkan pada leher; bila perlu, ditambah minyak kayu putih sedikit.

Lama pengobatan:
Diperbarui setiap 3 jam.

Peringatan
Tidak dianjurkan penggunaan dengan takaran berlebihan.


Komposisi :
Arilus: Minyak atsiri, minyak lemak, zat samak, dan zat pati. Biji: Minyak atsiri, minyak lemak, saponin, miristisin, elemisi, enzim lipase, pektin, hars, zat samak, lemonena, dan asam oleanolat. Kulit buah: Minyak atsiri dan zat samak.
Read more...
separador

KHASIAT PADI

Padi

(Oryza, sativa L)
Sinonim :
Familia :
Poaccae (Gramincae)
Uraian :
Padi banyak varietasnya yang ditanam di sawah dan di ladang, sampai ketinggian 1.200 m dpl. Tanaman semak semusim ini berbatang basah, tingginya 50 cm - 1,5 m. Batang tegak, lunak, beruas, berongga, kasar, warna hijau. Daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm, lebar mencapai 2 ern, perabaan kasar, ujung runcing, tepi rata, berpelepah, pertulangan sejajar, hijau. Bunga rnajemuk berbentuk malai. Buahnya buah batu, terjurai pada tangkai, warna hijau, setelah tua menjadi kuning. Biji keras, bulat telur, putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Umumnya beras berwarna putih, walaupun ada beras yang berwarna merah. Tangkai butir 9 padi setelah dirontokkan gabahnya dan dijemur sampai kering, disebut merang. Padi yang termasuk keluarga rumput-rumputan ini ditanam dari bijinya secara langsung atau melalui persemaian dahulu.

Nama Lokal :
Pare, pantun, pari, padi (Jawa). pade, rom, r. pedeh, page,; eme, ome, banih, padi, pai, pari, pagri (Sumatera). wanat, ; fasa, alai, ara, fala, hala, ala hutu, ala utu, ala utut, hala,; alac tuwa, pinge, pinye, samasi, bira (Maluku). ame, eme,; pai, pae, bai, ase (Sulawesi). Pare, kekai, parei, bani, ; Parai, parei, pari (Kalimantan). padi, pantu, pantun, pade,; pare, fare, pari, pane, pare ui, hade aik, ale (N.Tenggara).; Reis (Jerman), riz (Perancis), riyst (Belanda), rice (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tidak napsu makan, gangguan pencernaan, beri-beri, kesemutan; Keguguran, demam, diare, gondongan, rematik, keseleo, bisul,; Radang payudara, radang kulit, rambut kotor, keringat berlebihan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Selaput biji, biji, tangkai buah, dan. Selaput biji dijemur sampai kering.

KEGUNAAN :
Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
- lambung dan limpa lemah,
- tidak nafsu makan, gangguan pencernaan, rasa penuh di dada dan
  perut,
- beri-beri, serta
- tangan dan kaki rasa kesernutan, baal.

Tangkai buah (merang) berkhasiat untuk mengatasi:
- rambut kotor, dan
- keguguran.

Biji (beras) berkhasiat untuk mengatasi:
- demam,
- diare,
- gondongan,
- rematik, keselco,
- radang payudara, radang kulit, dan
- bisul.

Akar (No tao ken) berkhasiat untuk mengatasi:
- keringat berlebiban, berkeringat spontan, dan
- filariasis.

CARA PEMAKAIAN :
Selaput biji (bekatul) sebanyak 10 - 15 g atau akar 15 - 20 g direbus, lalu airnya diminum. Untuk pemakaian luar, beras digiling halus bersama bahan lain, untuk pemakaian setempat. Merang dibakar, lalu tambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci rambut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Diare
    Segenggam beras merah disangrai sampai kuning, lalu digiling halus.
    Seduh dengan air panas sambil diaduk merata, sampai menjadi kuah
    kental. Ramuan yang disebut air tajin ini lalu ditambah sedikit garam.
    Setelah dingin siap untuk diminum. Lakukan 2 - 3 kali sehari.

2. Pencuci rambut
    Sebanyak 2 ikat tangkai buah kering (merang) dimasukkan ke dalam
    panci atau bejana dari tanah liat. Kemudian merang dibakar sampai
    semuanya hangus menjadi abu. Tambahkan 1 liter air, lalu
    embunkan di udara terbuka semalaman. Ambil air yang bening untuk
    keramas. Selesai keramas, bilas dengan air perasan 1 buah jeruk
    purut yang telah masak dan diencerkan dengan 2 gelas air.
    Kemudian rambut dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.
    Lakukan 3 kali dalam seminggu.

3. Gondongan :
    Ambil sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.

4. Rematik :
    Sediakan beras merah 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari
    tangan, dan cabai rawit 3 buah. Semua bahan tersebut setelah
    dicuci bersih lalu ditumbuk sampai menjadi seperti bubur. Balurkan
    ke tempat yang sakit.

5. Mematangkan bisul : Untuk bisul yang besar dan keras dikompres
    dengan bubur nasi.

6. Beri-beri :
    Siapkan bekatul beras merah sebanyak 3 sendok makan lalu seduh
    dengan 100 cc susu sapi sambil diaduk merata. Minum selagi
    hangat. Lakukan 2 kali sehari.  

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Akar bersifat hangat dan manis. Selaput biji (kulit ari) bersifat manis, netral, serta masuk meridian limpa dan lambung. KANDUNGAN KIMIA : Biji mengandung karbohidrat, dextrin, arabanoxylan, xylan, phytin, glutelin, enzim (phytase, lypase, diastase), dan vitamin B,
Read more...
separador

Senin, 19 Desember 2011

KHASIAT PADI

Read more...
separador

Followers