Pages

Mengenai Saya

Foto saya
Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
This blog tell about my lesson, knowledge and my experience. I get to post them for my task. Thank's to sir Ony Kuswara, my teacher and thank's for you cause you're looking my blog :)
Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 24 Januari 2012

KHASIAT SAMBILOTO

Sambiloto

(Andrographis paniculata Ness.)
Sinonim :
= Andrographis paniculata, Ness. = Justicia stricta, Lamk. = J.paniculata, Burm. = J.latebrosa, Russ.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
I. Uraian Tumbuhan. Sambiloto tumbuh liar di tempat terbuka, seperti di kebun, tepi sungai, tanah kosong yang agak lernbap, atau di pekarangan. Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl. Terna semusim, tinggi 50 - 90 cm, batang disertai banyak cabang berbentuk segi empat (kwadrangularis) dengan nodus yang membesar. Daun tunggal, bertangkai pendek, letak berhadapan bersilang, bentuk lanset, pangkal runcing, ujung meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda, panjang 2 - 8 cm, lebar 1 - 3 cm. Perbungaan rasemosa yang bercabang membentuk malai, keluar dari. ujung batang atau ketiak daun. Bunga berbibir berbentuk tabung;kecil- kecil, warnanya putih bernoda ungu. Buah kapsul berbentuk jorong, panj ang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam, bila masak akan pecah mernbujur menjadi 4 keping-Biji gepeng, kecil-kecil, warnanya cokelat muda. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. II. Syarat Tumbuh a. Iklim · Ketinggian tempat : 1 m - 700 m di atas permukaan laut · Curah hujan tahunan : 2.000 mm - 3.000 mm/tahun · Bulan basah (di atas 100 mm/bulan): 5 bulan - 7 bulan · Bulan kering (di bawah 60 mm/bulan): 4 bulan - 7 bulan · Suhu udara : 250 C - 320 C · Kelembapan : sedang · Penyinaran : sedang b. Tanah · Tekstur : berpasir · Drainase : baik · Kedalaman air tanah : 200 cm - 300 cm dari permukaan tanah · Kedalaman perakaran : di atas 25 cm dari permukaan tanah · Kemasaman (pH) : 5,5 - 6,5 · Kesuburan : sedang - tinggi 2. Pedoman Bertanam a. Pegolahan Tanah · Buatkan lubang tanam berukuran 25 cm x 25 cm x 25 cm b. Persiapan bibit · Biji disemaikan dalam kantong plastik. c. Penanaman · Bibit ditanam pada lubang tanam yang telah disediakan dengan jarak tanam 1,5 m x 1,5 m

Nama Lokal :
Ki oray, ki peurat, takilo (Sunda). bidara, sadilata, sambilata,; takila (Jawa). pepaitan (Sumatra).; Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian (China), xuyen tam lien,; cong cong (Vietnam). kirata, mahatitka (India/Pakistan).; Creat, green chiretta, halviva, kariyat (Inggris).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hepatitis, infeksi saluran empedu, disentri basiler, tifoid, diare, ; Influenza, radang amandel (tonsilitis), abses paru, malaria, ; Radang paru (pneumonia), radang saluran napas (bronkhitis),; Radang ginjal akut (pielonefritis), radang telinga tengah (OMA), ; Radang usus buntu, sakit gigi, demam, kencing nanah (gonore),; Kencing manis (diabetes melitus), TB paru, skrofuloderma,; Batuk rejan (pertusis), sesak napas (asma), leptospirosis,; Darah tinggi (hipertensi), kusta (morbus hansen=lepra),; Keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,; Kanker:penyakit trofoblas, kehamilan anggur (mola hidatidosa),; Trofoblas ganas (tumor trofoblas), tumor paru.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Herba. Dipanen sewaktu tumbuhan ini mulai berbunga. Setelah dicuci, dipotong-potong seperlunya lalu dikeringkan.

INDIKASI :
Herba sambiloto ini berkhasiat untuk mengatasi:
- hepatitis, infeksi saluran empedu,
- disentri basiler, tifoid, diare, influenza, radang amandel (tonsilitis),
  abses paru, radang paru (pneumonia), radang saluran napas
  (bronkhitis), radang ginjal akut (pielonefritis akut), radang telinga
  tengah (OMA), radang usus buntu, sakit gigi,
- demam, malaria,
- kencing nanah (gonore),
- kencing manis (DM),
- TB paru, skrofuloderma, batuk rej an (pertusis), sesak napas (asma),
- darah tinggi (hipertensi),
- kusta (morbus hansen = lepra),
- leptospirosis,
- keracunan jamur, singkong, tempe bongkrek, makanan laut,
- kanker: penyakit trofoblas seperti kehamilan anggur (mola hidatidosa)
  dan penyakit trofoblas ganas (tumor trofoblas), serta tumor paru.

CARA PEMAKAIAN :
Herba kering sebanyak 10 - 20 g direbus atau herba kering digiling halus menjadi bubuk lalu diseduh, minum atau 3 - 4 kali sehari,  4 - 6 tablet. Untuk pengobatan kanker, digunakan cairan infus, injeksi, atau tablet. Untuk pemakaian luar, herba segar direbus lalu airnya digunakan untuk cuci atau digiling halus dan dibubuhkan ke tempat yang sakit, seperti digigit ular berbisa, gatal-gatal, atau bisul.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Tifoid
    Daun sambiloto segar sebanyak 10 - 15 lembar direbus dengan 2
    gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, tambahkan
    madu secukupnya lalu diminum sekaligus. Lakukan 3 kali sehari.

2. Disentri basiler, diare, radang saluran napas, radang paru
    Herba kering sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air sampai
    tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring. Air rebusannya diminum
    sehari 2 kali, masing-masing 1/2 gelas.

3. Disentri
    Herba krokot segar (Portulaca oleracea) sebanyak 500 g diuapkan
    selama 3 - 4 menit, lalu ditumbuk dan diperas. Air perasan yang
    terkumpul ditambahkan bubuk kering sambiloto sebanyak 10 g
    sambil diaduk. Campuran tersebut lalu diminum, sehari 3 kali
    masing-masing 1/3 bagian.

4. Influenza, sakit kepala, demam
    Bubuk kering sambiloto sebanyak 1 g diseduh dengan cangkir air
    panas. Setelah dingin diminum sekaligus, Lakukan 3 - 4 kali sehari.

5. Demam
    Daun sambiloto segar sebanyak 1 genggam ditumbuk. Tambahkan
    1/2 cangkir air bersih, saring lalu minum sekaligus. Daun segar yang
    digiling halus juga bisa digunakan sebagai tapal badan yang panas. 

6. TB paru
    Daun sambiloto kering digiling menjadi bubuk. Tambahkan madu
    secukupnya sambil diaduk rata lalu dibuat pil dengan diameter 0,5
    cm. Pil ini Ialu diminum dengan air matang. Sehari 2 - 3 kali, setiap
    kali minum 15 - 30 pil.

7. Batuk rejan (pertusis), darah tinggi
    Daun sambiloto segar sebanyak 5 - 7 lembar diseduh dengan 1/2
    cangkir air panas. Tambahkan madu secukupnya sambil diaduk.
    Setelah dingin minum sekaligus. Lakukan sehari 3 kali.

8. Radang paru, radang mulut, tonsilitis
    Bubuk kering herba sambiloto sebanyak 3 - 4,5 g diseduh dengan
    air panas. Setelah dingin tambahkan madu secukupnya lalu diminum
    sekaligus.

9. Faringitis
    Herba sambiloto segar sebanyak 9 g dicuci lalu dibilas dengan air
    matang. Bahan tersebut lalu dikunyah dan aimya ditelan.

10. Hidung berlendir (rinorea), infeksi telinga tengah (OMA), sakit gigi
     Herba sambiloto segar sebanyak 9 - 15 g direbus dengan 3 gelas air
     sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu diminum 2 kali
     sehari @ 1/2 gelas. Untuk OMA, herba segar dicuci lalu digiling
     halus dan diperas. Airnya digunakan untuk tetes telinga.

11. Kencing manis
     Daun sambiloto segar sebanyak 1/2 genggam dicuci lalu direbus
     dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin
     disaring, lalu diminum sehabis makan, 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

12. Kencing nanah
     Sebanyak 3 tangkai sambilo


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : : Herba ini rasanya pahit, dingin, masuk meridian paru, lambung, usus besar dan usus kecil. KANDUNGAN KIMIA : Daun dan percabangannya mengandung laktone yang terdiri dari deoksiandrografolid, andrografolid (zat pahit), neoandrografolid, 14-deoksi-11-12-didehidroandrografolid, dan homoandrografolid. Juga terdapat flavonoid, alkane, keton, aldehid, mineral (kalium, kalsium, natrium), asam kersik, dan damar. Flavotioid diisolasi terbanyak dari akar, yaitu polimetoksiflavon, andrografin, pan.ikulin, mono-0- metilwithin, dan apigenin-7,4- dimetileter. Zat aktif andrografolid terbukti berkhasiat sebagai hepatoprotektbr (melindungi sel hati dari zat toksik). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Herba ini berkhasiat bakteriostatik pada Staphylococcus aurcus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella dysenteriae, dan Escherichia coli. 2. Herba ini sangat efektif untuk pengobatan infeksi. In vitro, air rebusannya merangsang daya fagositosis sel darah putih. 3. Andrografolid menurunkan demam yang ditimbulkan oleh pemberian vaksin yang menyebabkan panas pada kelinci. 4. Andrografolid dapat mengakhiri kehamilan dan menghambat pertumbuhan trofosit plasenta. 5. Dari segi farmakologi, sambiloto mempunyai efek muskarinik pada pembuluh darah, efek pada jantung iskeniik, efek pada respirasi sel, sifat kholeretik, antiinflamasi, dan antibakteri. 6. Komponen aktifnya seperti ncoandrografolid, andrografolid, deoksiandrografolid dan 14-deoksi-11, 12-didehidroandrografolid berkhasiat antiradang dan antipiretik. 7. Pemberian rebusan daun sambiloto 40% bly sebanyak 20 milkg bb dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus putih (W. Sugiyarto, Fak. Farmasi UGM, 1978). 8. Infus daun sarnbiloto 5%, 10% dan 15%, semuanya dapat menurunkan suhu tubuh marmut yarrg dibuat demam (Hasir, jurusan Farmasi, FMIPA UNHAS, 1988). 9. Infus herba sambiloto mempunyai daya antijamur terhadap Microsporum canis, Trichophyton mentagrophytes, Trichophyton rubrum, Candida albicans, dan Epidermophyton floccosum (Jan Susilo*, Endang Hanani **, A. Soemiati** dan Lily Hamzah**, Bagian Parasitologi FK UI* dan Jurusan Farmasi FMIPAUI**, Warta Perhipba No.Flll, Jan-Maret 1995). 10. Fraksi etanol herba sambiloto mempunyai efek antihistaminergik. Peningkatan konsentrasi akan meningkatkan hambatan kontraksi ileum marmot terisolasi yang diinduksi dengan histamin dihidroksiklorida (Yufri Aidi, N.C. Sugiarso, Andreanus, AA.S., Anna Setiadi Ranti, Jurusan Farmasi FMIPA, ITB, Warta Tumbuhan Obat Indonesia vol. 3 No. 1, 1996).
Read more...
separador

KHASIAT SAMBANG GETIH

Sambang Getih

(Hemigraphis colorata Hall.f.)
Sinonim :
H. alternata (Burm.f.) T. Anders, Ruellia colorata BI.
Familia :
Acanthaceae
Uraian :
Sambang getih bisa ditemukan tumbuh liar atau ditanam di halaman dan taman-taman sebagai tanaman hias. Terna ini mempunyai batang berbaring dan merayap, bulat, bercabang, berruas-ruas, dan bervvarna unqu. Daun tunggal, bertangkai, letak berhadapan, helaian daun bentuknya bulat telur, ujung runcing, pangkal rompang, tepi bergerigi, pertulangan menyirip, permukaan atas warnanya merah ungu mengilap agak keabu-abuan, bagian bawah merah anggur, berrambut, panjang 7--11 cm, lebar 4--6 cm. Bunga majemuk, berkumpul dalam rangkaian berupa bulir, keluar dari ujung batang, mahkota bentuk corong, warnanya putih. Buah kecil, lonjong, warnanya hijau muda. Biji kecil, pipih, warnanya putih.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: binalu api (Melayu). Jawa: remek daging. reundeu beureum (Sunda), keci beling, sambang geteh, sarap (Jawa). Lire (Ternate). NAMA ASING - NAMA SIMPLISIA Hemigraphis coloratae Folium (daun sambang getih).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba berkhasiat penambah darah, penghenti perdarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuretik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil uji aktivitas antibakteri fraksi etilasetat daun sambang getih dapat menghambat Staphylococcus aureus pada kadar 13, 26, 52, 78, dan 104 mg%. Kenaikan kadar berbanding lurus dengan daerah hambatan antibakteri. Juga terdapat senyawa flavonoid pada daun sambang getih (Serly Sapulette, Fakultas Farmasi, UGM, 1992).
Pemanfaatan :
 BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagi obat adalah daunnya.

INDIKASI
Daun digunakan untuk mengatasi:
air kemih sedikit,
disentri,
wasir, dan
perdarahan setelah melahirkan.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi.


CONTOH PEMAKAIAN
Air kemih sedikit
Cuci daun sambang getih segar (20--30 g), lalu rebus dengan dua gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

Disentri
Cuci daun sambang getih segar (tujuh lembar), lalu rebus dengan segelas air sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari.

Wasir
Cuci segenggam daun segar, lalu rebus dengan dua gelas air selama setengah jam. Setelah dingin, saring dan minum. Rebus ampasnya sekali lagi untuk diminum pada sore hari.


Komposisi :
Daun mengandung flavonoid, polifenol, tanin, kalium yang kadarnya tinggi dan rendah natrium. Batang mengandung saponin dan tanin, sedangkan akar mengandung flavonoid dan polifenol.
Read more...
separador

Senin, 23 Januari 2012

KHASIAT SAMBANG DARAH

Sambang Darah

(Excoecaria cochinchinensis Lour.)
Sinonim :
Excoecaria bicolor Hassk,
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Umumnya, sambang darah di tanam di pekarangan sebagai pagar hidup atau tanaman obat, di taman-taman sebagai tanaman hias, atau tumbuh liar di hutan dan di ladang pada tempat yang terbuka atau sedikit terlindung. Tanaman yang berasal dari Indocina ini tidak menyukai tanah yang tergenang air. Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 0,5--1,5 m, percabangan banyak, getahnya berwarna putih dan berracun. Daun tunggal, bertangkai, helaian daun bentuknya jorong sampai lanset memanjang, ujung dan pangkal runcing, tepi bergerigi, tulang daun menyirip dan menonjol pada permukaan bawah, panjang 4--15 cm, lebar 1,5--4,5 cm, warna daun pada permukaan atas hijau tua, dan permukaan bawah merah gelap. Daun muda warnanya lebih mengilap. Bunga keluar dari ujung percabangan, bentuknya kecilkecil, warnanya kuning, tersusun dalam rangkaian berupa tandan, bunga jantan lebih banyak daripada bunga betina. Buah tiga keping, bundar, dengan diameter sekitar 1 cm. Mudah diperbanyak dengan setek batang atau cangkokan.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Daun remek daging, ki sambang. NAMA ASING Ji wei mu (C). NAMA SIMPLISIA Excoecariae cochinchinensis Folium (daun sambang darah), Excoecariae cochinchinensis Radix (akar sambang darah), Excoecariae cochinchinensis Caulis (ranting sambang darah).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sambang darah rasanya pedas, sifatnya hangat, berracun. Tumbuhan ini berkhasiat membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipruritik), dan penghenti perdarahan (hemostatis).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah daun, ranting, dan akarnya.

INDIKASI
Sambang darah digunakan untuk mengatasi:
banyak mengeluarkan darah sewaktu haid dan melahirkan,
batuk darah, muntah darah, luka berdarah, dan
disentri.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, lihat contoh pemakaian. Pemakaian luar digunakan untuk pengobatan gatal-gatal dan penyakit kulit kronis, seperti psoriasis, ekzema kronis, neurodermatitis, dan luka berdarah. Caranya, cuci daun segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut.

CONTOH PEMAKAIAN
Disentri
Cuci daun sambang darah (15 lembar), lalu rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa dua gelas. Setelah dingin, saring airnya untuk dua kali minum, pagi dan sore hari.

Muntah darah
Cuci daun sambang darah (10 lembar ), lalu giling halus. Tambahkan garam seujung sendok teh dan air masak sebanyak setengah cangkir. Aduk merata, lalu saring dan peras dengan sepotong kain. Minum sekaligus.

Perdarahan haid
Cuci ranting kering sambang darah sebesar jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusannya sehari tiga kali, masing-masing setengah gelas.

Perdarahan setelah bersalin, keguguran
Cuci akar kering sambang darah sebesar satu setengah jari kelingking, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan dua gelas air minum sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.


Komposisi :
Tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Getah mengandung resin dan senyawa yang sangat berracun.
Read more...
separador

KHASIAT SALVIA

Salvia

(Salvia spiendens Ker-Gawl.)
Sinonim :
Familia :
Labiatae
Uraian :
Tanaman hias berbunga indah ini asalnya dari Meksiko, ditanam di taman- taman atau di pekarangan dan dapat ditemukan terutama pada daerah berhawa sejuk sampai setinggi 1.400 m dpl. Salvia menyukai tempat-tempat yang menerima sinar matahari penuh atau agak terlindung dengan cahaya cukup. Perdu, tumbuh tegak, tinggi 20-90 cm, batang. bersegi empat, bercabang. Daun tunggal, panjang tangkai daun 1-6 cm, helaian daun bentuknya bulat telur sampai memanjang, ujung runcing, pangkal tumpul, tap bergerigi, tulang daun menyirip, panjang 3-10 cm, bear 2-6,5 cm, warnanya hijau tua. Bunga berwarna merah, 2-16 kuntum tumbuh melingkar menjadi karangan bunga berbentuk tandan yang panjangnya 10-30 cm. Buahnya lonjong, kecil. Perbanyakan dengan biji atau stek tunas.

Nama Lokal :
-;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Bisul, Luka terpukul, terkilir dan bengkak.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI : Seluruh tanaman.

KEGUNAAN :
- Demam
- Bisul
- Luka terpukul
- Terkilir dan Bengkak

PEMAKAIAN :
Pemakaian luar :  Secukupnya tanaman segar setelah dicuci bersih ditumbuk sampai seperti bubur. Dipakai untuk menurap bagian tubuh yang sakit.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFFEK FARMAKOLOGIS: Manis, netral. Membersihkan panas.
Read more...
separador

KHASIAT SALAM

Salam

(Syzygium polyanthum (Wight.) Walp.)
Sinonim :
= Eugenia polyantha, Wight. = E. lucidula, Miq.
Familia :
Myrtaceae
Uraian :
Salam tumbuh liar di hutan dan pegunungan, atau ditanam di pekarangan dan sekitar rumah. Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai pegunungan dengan ketinggian 1,800 m dpi. Pohon bertajuk rimbun, tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, batang bulat, permukaan licin. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai yang panjangnya 0,5-1 cm. Helaian daun bentuknya lonjong sampai elips atau bundar telur sungsang, ujung meruncing, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-8 cm, pertulangan menyirip, permukaan atas licin berwarna hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda. Daun bila diremas berbau harum. Bunganya bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, baunya harum. Buahnya buah buni, bulat, diameter 8-9 mm, warnanya bila muda hijau, setelah masak menjadi merah gelap, rasanya agak sepat. Biji bulat, penampang sekitar 1 cm, warnanya coklat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu. Perbanyakan dengan biji, cangkok atau stek.

Nama Lokal :
Gowok, (Sunda), manting (Jawa), kastolam (Kangean); Meselangan, ubar serai (Melayu),; Salam (Indonesia, Sunda, Jawa, Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diare, Maag, Kencing manis, Mabuk akibat alkohol;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, kulit batang, akar dan buah.

KEGUNAAN:
- Diare.
- Sakit maag (gastritis).
- Kencing manis.
- Mabuk akibat alkohol.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 7-20 lembar daun, direbus.
Pemakaian luar: Kulit batang, daun atau akar setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur. Digunakan untuk pemakaian setempat pada infeksi kulit seperti kudis dan gatal-gatal.

CARA PEMAKAIAN:
1. Diare:
   15 g daun dicuci bersih lalu direbus dengan 1 gelas air bersih selama
   15 menit. Tambahkan sedikit garam. Setelah dingin disaring lalu
   diminum.

2. Kencing manis:
   7 lembar daun salam dicuci bersih lalu direbus dengan 3 gelas air
   bersih sampal tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, dibagi untuk
   2 kali minum.

3. Sakit maag:
   15-20 lembar daun dicuci bersih, rebus dengan 1/2 liter air sampai
   mendidih. Tambahkan gula merah secukupnya.  Minum sebagai teh
   setiap hari, sampai rasa penuh dan perih di lambung menghilang.

4. Mabuk akibat alkohol:
   1 genggam buah salam yang sudah masak dicuci bersih lalu ditumbuk
   sampai halus.  Peras dan saring, lalu diminum.

5. Kudis, gatal:
   Daun atau kulit batang atau akar, dicuci bersih lalu digiling halus
   sampai menjadi adonan seperti bubur. Balurkan ketempat yang sakit.


Komposisi :
SIFAT KIMIAW] DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Daun: Rasa kelat, wangi. Adstringen. KANDUNGAN KIMIA: Minyak atsiri (0,05 %) mengandung sitral dan eugenol, tanin dan flavonoida.
Read more...
separador

KHASIAT SAGA

Saga

(Abrus precatorius, Linn.)
Sinonim :
Abrus frutex, Rumph.
Familia :
Papilonaceae
Uraian :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo); Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Radang mata, Sariawan;
Pemanfaatan :
1. Amandel
    Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu
    secukupnya.
    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal separonya.
    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
    pagi, sore.

2. Radang Mata
    Bahan: 1 genggam daun Saga
    Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan
    2 gelas air untuk diambil uapnya.
    Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat
    tetes mata.

3. Sariawan
    Bahan: daun Saga secukupnya;
    Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa
    menit agar agak layu.
    Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk
    kumur.


Komposisi :
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan.
Read more...
separador

KHASIAT SAGA

Saga

(Abrus precatorius, Linn.)
Sinonim :
Abrus frutex, Rumph.
Familia :
Papilonaceae
Uraian :
Saga (ABRUS PRECATORIS) termasuk jenis tumbuhan perdu dengan pokok batang berukuran kecil dan merambat pada inang membelit-beli ke arah kiri. Daunnya majemuk, berbentuk bulat telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga menyerupai daun tamarindus indica dengan bersirip ganjil dan memiliki rasa agak manis (biasa disebut Saga Manis). Saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Biji Saga mengandung zat racun yang disebut abrin, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk pembibitan. Sedang bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam dukungan tandan bunga. Tumbuhan ini banyak tumbuh secara liar di hutan-hutan, ladang-ladang atau sengaja dipelihara di pekarangan. Saga dapat tumbuh dengan baik pada daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.

Nama Lokal :
Saga (Indonesia), Saga telik / manis (Jawa), Thaga (Aceh); Saga areuy, saga leutik (Sunda), Walipopo (Gorontalo); Piling-piling (Bali), Seugeu (Gayo), Ailalu pacar (Ambon); Saga buncik, Saga ketek (Minangkabau), Kaca (Bugis);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Amandel, Radang mata, Sariawan;
Pemanfaatan :
1. Amandel
    Bahan: akar Saga secukupnya, 1 potong kayu manis dan gula batu
    secukupnya.
    Cara Membuat: semua bahan tersebut direbus dengan 5 gelas air
    sampai mendidih hingga tinggal separonya.
    Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 gelas dan
    pagi, sore.

2. Radang Mata
    Bahan: 1 genggam daun Saga
    Cara Membuat: daun Saga digiling halus, kemudian direbus dengan
    2 gelas air untuk diambil uapnya.
    Cara menggunakan : uap air daun saga tersebut dipakai untuk obat
    tetes mata.

3. Sariawan
    Bahan: daun Saga secukupnya;
    Cara Membuat: daun saga yang masih baru dipetik dijemur beberapa
    menit agar agak layu.
    Cara menggunakan: dikunyah-kunyah sampai halus sambil untuk
    kumur.


Komposisi :
Daun maupun akar tumbuhan abrus pracatorius antara lain mengandung protein, vitamin A,B1, B6, C, Kalsium Oksalat, glisirizin, flisirizinat, polygalacturomic acid dan pentosan. 



Read more...
separador

KHASIAT RUMPUT MUTIARA

Rumput Mutiara

(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)
Sinonim :
Oldenlandia corymbosa, Linn.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.

Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek polo (Jawa), Pengka (Makasar); Shui xian cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu; Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, Bisul, Borok; Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasophar;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN:
- Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan (Mumps).
- Radang usus buntu (Acute appendicitis).
- Hepatitis, cholecystitis.
- Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease), infeksi
  saluran kemih.
- Bisul (carbuncle), borok,
- Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara,
  rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasopharynx.

PEMAKAIAN:
15 - 60 gr, rebus. Sudah dibuat tablet, granule, dan obat suntik.

PEMAKAIAN LUAR:
- Memar, pyodermi, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir:
  Lumatkan herba segar, untuk dibubuhkan di tempat yang sakit.

- Tersiram air panas : Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu (Acute simple appendicitis) dan peritonitis lokal
   yang ringan:
    60 gr herba direbus, dibagi untuk 2 - 3 X minum, selama 6 - 8 hari.
    Pada kasus berat, harus dengan campuran lain.

2. Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis):
    30 gr herba ini direbus, minum selama 3 - 4 minggu, pada kasus-
    kasus nyeri buah zakar akibat gumpalan sperma setelah dilakukan
    pengikatan saluran epididymis.

3. Kanker :
    30 - 60 gr direbus, minum. Ditambahkan pada pengobatan
    convensional/obat anti neoplastic, baik bersama-sama atau
    diberikan berseling.

EFEK YANG MENYIMPANG:
Beberapa penderita merasakan mulut kering setelah pemakaian selama 10 hari.  Suntikan dosis tinggi menyebabkan penurunan sel darah putih yang ringan, dan kembali normal setelah 3 - 5 hari obat dihentikan.  Beberapa kasus chronic asthmatic bronchitis menyebabkan nervous.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Menghilangkan panas, anti-radang, diuretik, menyembuhkan bisul (anti carbuncular), menghilangkan panas dan toxin, mengaktifkan circulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Baihua she-she cao mengandung: Hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin).
Read more...
separador

KHASIAT RUMPUT MUTIARA

Rumput Mutiara

(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)
Sinonim :
Oldenlandia corymbosa, Linn.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.

Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek polo (Jawa), Pengka (Makasar); Shui xian cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu; Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, Bisul, Borok; Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasophar;
Pemanfaatan :

Rumput Mutiara

(Hedyotis corymbosa (L.] Lamk.)
Sinonim :
Oldenlandia corymbosa, Linn.
Familia :
Rubiaceae
Uraian :
Rumput tumbuh rindang berserak, agak lemah, tinggi 15 - 50 cm, tumbuh subur pada tanah lembab di sisi jalan, pinggir selokan, mempunyai banyak percabangan. Batang bersegi, daun berhadapan bersilang, tangkal daun pendek/hampir duduk, panjang daun 2 - 5 cm, ujung runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung daun mempunyal rambut yang pendek. Bunga ke luar dari ketiak daun, bentuknya seperti payung berwarna putih, berupa bunga majemuk 2-5, tangkai bunga (induk) keras seperti kawat, panjangnya 5 10 mm. Buah built, ujungnya pecah-pecah. Rumput ini mempunyai khasiat sama seperti Hedyotis diffusa Willd. = Rumput Iidah ular = Baihua she she cao.

Nama Lokal :
Rumput siku-siku, bunga telor belungkas (Indonesia); Daun mutiara, rumput mutiara (Jakarta); Katepan, urek-urek polo (Jawa), Pengka (Makasar); Shui xian cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Tonsilis, Bronkhitis, Gondongan, Pneumonia, Radang usus buntu; Hepatitis, Radang panggul, Infeksi saluran kemih, Bisul, Borok; Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasophar;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Seluruh tanaman, segar atau dikeringkan.

KEGUNAAN:
- Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan (Mumps).
- Radang usus buntu (Acute appendicitis).
- Hepatitis, cholecystitis.
- Penyakit radang panggul (Pelvic inflammatory disease), infeksi
  saluran kemih.
- Bisul (carbuncle), borok,
- Kanker: Lymphosarcoma, Ca lambung, Ca cervix, kanker payudara,
  rectum, fibrosarcoma, dan Ca nasopharynx.

PEMAKAIAN:
15 - 60 gr, rebus. Sudah dibuat tablet, granule, dan obat suntik.

PEMAKAIAN LUAR:
- Memar, pyodermi, gigitan ular, tersiram air panas, tulang patah, terkilir:
  Lumatkan herba segar, untuk dibubuhkan di tempat yang sakit.

- Tersiram air panas : Herba segar secukupnya direbus, untuk cuci.

CARA PEMAKAIAN:
1. Radang usus buntu (Acute simple appendicitis) dan peritonitis lokal
   yang ringan:
    60 gr herba direbus, dibagi untuk 2 - 3 X minum, selama 6 - 8 hari.
    Pada kasus berat, harus dengan campuran lain.

2. Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis):
    30 gr herba ini direbus, minum selama 3 - 4 minggu, pada kasus-
    kasus nyeri buah zakar akibat gumpalan sperma setelah dilakukan
    pengikatan saluran epididymis.

3. Kanker :
    30 - 60 gr direbus, minum. Ditambahkan pada pengobatan
    convensional/obat anti neoplastic, baik bersama-sama atau
    diberikan berseling.

EFEK YANG MENYIMPANG:
Beberapa penderita merasakan mulut kering setelah pemakaian selama 10 hari.  Suntikan dosis tinggi menyebabkan penurunan sel darah putih yang ringan, dan kembali normal setelah 3 - 5 hari obat dihentikan.  Beberapa kasus chronic asthmatic bronchitis menyebabkan nervous.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa manis, sedikit pahit, lembut, netral, agak dingin. Menghilangkan panas, anti-radang, diuretik, menyembuhkan bisul (anti carbuncular), menghilangkan panas dan toxin, mengaktifkan circulasi darah. KANDUNGAN KIMIA: Baihua she-she cao mengandung: Hentriacontane, stigmasterol, ursolic acid, oleanolic acid, Beta-sitosterol, sitisterol-D-glucoside, p-coumaric acid, flavonoid glycosides, dan baihuasheshecaosu (kemungkinan analog coumarin).
Read more...
separador

KHASIAT RAMBUTAN

Rambutan

(Nephelium lappaceum L.)
Sinonim :
--
Familia :
Sapindaceae
Uraian :
Rambutan banyak ditanam sebagai pohon buah, kadang-kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan tropis ini memerlukan iklim lembap dengan curah hujan tahunan paling sedikit 2.000 mm. Rambutan merupakan tanaman dataran rendah, hingga ketinggian 300--600 m dpl. Pohon dengan tinggi 15-25 m ini mempunyai banyak cabang. Daun majemuk menyirip letaknya berseling, dengan anak daun 2--4 pasang. Helaian anak daun bulat lonjong, panjang 7,5--20 cm, lebar 3,5--8,5 cm, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, tangkai silindris, warnanya hijau, kerapkali mengering. Bunga tersusun pada tandan di ujung ranting, harum, kecil-kecil, warnanya hijau muda. Bunga jantan dan bunga betina tumbuh terpisah dalam satu pohon. Buah bentuknya bulat lonjong, panjang 4--5 cm, dengan duri tempel yang bengkok, lemas sampai kaku. Kulit buahnya berwarna hijau, dan menjadi kuning atau merah kalau sudah masak. Dinding buah tebal. Biji bentuk elips, terbungkus daging buah berwarna putih transparan yang dapat dimakan dan banyak mengandung air, rasanya bervariasi dari masam sampai manis. Kulit biji tipis berkayu. Rambutan berbunga pada akhir musim kemarau dan membentuk buah pada musim hujan, sekitar November sampai Februari. Ada banyak jenis rambutan, seperti ropiah, simacan, sinyonya, lebakbulus, dan binjei. Perbanyakan dengan biji, tempelan tunas, atau dicangkok.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: rambutan, rambot, rambut, rambuteun, rambuta, jailan, folui, bairabit, puru biancak, p. biawak, hahujam, kakapas, likis, takujung alu. Jawa: rambutan, corogol, tundun, bunglon, buwa buluwan. Nusa Tenggara: buluan, rambuta. Kalimantan: rambutan, siban, banamon, beriti, sanggalaong, sagalong, beliti, malit;, kayokan, bengayau, puson. Sulawesi: rambutan, rambuta, rambusa, barangkasa, bolangat, balatu, balatung, walatu, wayatu, wilatu, wulangas, lelamu, lelamun, toleang. Maluku: rambutan, rambuta. NAMA ASING Shao tzu (C), rambutan (Tag), ramboutan (P), ramustan (Spanyol). NAMA SIMPLISIA Nephelii lappacei Semen (biji rambutan). Nephelii lappacei Pericarpium (kulit buah rambutan).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Kulit buah berkhasiat sebagai penurun panas. Biji berkhasiat menurunkan kadar gula darah (hipoglikemik).
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan adalah kulit buah, kulit kayu, daun, biji, dan akarnya.

INDIKASI
Kulit buah digunakan untuk mengatasi:
disentri,
demam.

Kulit kayu digunakan untuk mengatasi:
sariawan.

Daun digunakan untuk mengatasi:
diare,
menghitamkan rambut.

Akar digunakan untuk mengatasi:
demam.

Biji digunakan untuk mengatasi:
kencing manis (diabetes melitus).

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, tidak ada dosis rekomendasi. Lihat contoh pemakaian.
Untuk pemakaian luar, giling daun sampai halus, lalu tambahkan sedikit air. Gunakan air perasannya untuk menghitamkan rambut yang beruban.

CONTOH PEMAKAIAN:
Disentri
Cuci kulit buah rambutan (10 buah), potong-potong seperlunya. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus sampai airnya tersisa separuhnya. Setelah ,dingin, saring dan minum sehari dua kali, masingmasing tiga perempat gelas.

Demam
Cuci kulit buah rambutan yang telah dikeringkan (15 g). Tambahkan tiga gelas air bersih, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum tiga kali sehari, masing-masing sepertiga bagian.

Menghitamkan rambut beruban
Cuci daun rambutan secukupnya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan sedikit air sambil diaduk merata sampai menjadi adonan seperti bubur. Peras dan saring dengan sepotong kain. Gunakan air yang terkumpul untuk membasahi rambut kepala. Lakukan setiap hari sampai terlihat hasilnya.

Kencing manis
Gongseng biji rambutan (lima biji), lalu giling sampai menjadi serbuk. Seduh dengan satu cangkir air panas. Setelah dingin, minum airnya sekaligus. Lakukan 1--2 kali sehari.

Sariawan
Cuci kulit kayu rambutan (tiga ruas jari), lalu rebus dengan dua gelas air bersih sampai tersisa satu gelas. Gunakan untuk berkumur selagi hangat .


Komposisi :
Buah mengandung karbohidrat, protein, lemak, fosfor, besi, kalsium, dan vitamin C. Kulit buah mengandung tanin dan saponin. Biji mengandung lemak dan polifenol. Daun mengandung tanin dan saponin. Kulit batang mengandung tanin, saponin, flavonoida, pectic substances, dan zat besi.
Read more...
separador

KHASIAT PUTRI MALU

Putri Malu

(Mimosa pudica Linn.)
Sinonim :
= Mimosa asperata, Blanco.
Familia :
Mimosaccae
Uraian :
Tumbuh di pinggir jalan, tanah lapang, cepat berkembang biak, tumbuh tidur di tanah, kadang-kadang tegak. Batang bulat, berbulu dan berduri. Daun kecil-kecil tersusun majemuk, bentuk lonjong dengan ujung lancip, warna hijau (ada yang warna kemerah-merahan). Bila daun disentuh akan menutup (sensitif plant). Bunga bulat seperti bola, warna merah muda, bertangkai.

Nama Lokal :
Putri malu, si kejut, rebah bangun, akan kaget; Han xiu cao (China).;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Susah tidur (Insomnia), Bronkhitis, Panas tinggi, Herpes,; Reumatik, Cacingan;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Daun, akar, seluruh tanaman, segar atau yang dikeringkan.

KEGUNAAN:
1. Susah tidur (insomnia).
2. Radang saluran nafas (bronchitis).
3. Panas tinggi pada anak-anak.
4. Herpes (radang kulit karena virus).
5. Cacingan (ascariasis).
6. Rheumatik.

PEMAKAIAN: 15 - 60 gram, direbus.

PEMAKAIAN LUAR:
Luka, radang kulit bemanah (piodermi), herpes; Tanaman segar dilumatkan, ditempelkan di tempat yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:  
1. Insomnia:
    a. Daun mimosa pudica 30 - 60 gr., direbus. Minum.  
    b. - Mimosa pudica (si kejut) 15 gr.
        - Vemonia cinerea (sawi langit) 15 gr.
        - Oxalis repens (calincing) 30 gr., semuanya direbus.

2. Chronic bronchitis:
    a. Akar minosa pudica 60 gr. dan air 600 cc., direbus dengan api
       kecil menjadi 200 cc, dibagi  2 kali minum. 10 hari adalah 1 kuur.
    b. - Mimosa pudica 30 gr.
        - Akar peristrophe roxburghiana 10 gr., keduanya direbus, dibagi
         menjadi 2 dosis/hari.

3. Batuk dengan dahak banyak: Akar putri malu 10 - 15 gr.,  direbus.
4. Ascariasis: Mimosa pudica 15 - 30 gr., direbus.

5. Rheumatik:
    15 gr akar Mimosa pudica direndam dalam arak  putih 500 cc selama
    2 minggu.

KONTRAINDIKASI (DILARANG DIPAKAI): Wanita hamil.


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Manis, astringen, agak dingin. Penenang (tranquiliser), sedative, peluruh dahak (expectorant), anti batuk (antitusive), penurun panas (antipiretic), anti radang (anti-inflammatory), peluruh air seni (diuretic). KANDUNGAN KIMIA: Mimosine.
Read more...
separador

Kamis, 19 Januari 2012

KHASIAT PRASMAN

Read more...
separador

KHASIAT PORTULAKA

Portulaka

(Portulaca grandiflora Hook.)
Sinonim :
--
Familia :
Portulacaceae
Uraian :
Portulaka berasal dari Brazilia. Biasanya, ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan atau di taman-taman. Herba ini memerlukan sinar matahari penuh agar tumbuh subur dan berbunga meriah. Portulaka dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 1.400 m dpl. Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh terlentang atau naik ke atas, panjang 15--30 cm, sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya berambut halus, dan warnanya merah atau hijau. Daun tunggal, letak tersebar, tidak bertangkai, di ujung batang berjejal rapat, ke bagian pangkal daunnya lebih jarang. Helaian daun tebal berdaging, berair, bentuk jarum, bulat silindris, ujungnya tumpul, panjang 1--3,5 cm, warnanya hijau. Bunga berkumpul berkelompok 2--8 di ujung batang, mekar pada pukul delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye, atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5--8 mm. Biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyakan dengan stek batang atau biji yang sudah tua.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bunga pegawai tinggi, kembang tabuh delapan, sutera bombay, apulaka, cantik manis. NAMA ASING Ban zhi lian (C), Portulak (B), rose-moss, sun plant (I). NAMA SIMPLISIA Portulacae grandiflorae Herba (herba portulaka)

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan bengkak, penghilang nyeri (analgesik), antiradang, dan menghilangkan bekuan darah.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah seluruh herba dalam bentuk segar.

INDIKASI
Herba digunakan untuk mengatasi:
sakit tenggorok, sakit kepala,
radang hati (hepatitis), dan
bengkak akibat terbentur (memar).

CARA PEMAKAIAN
Rebus seluruh herba (15--30 g) dan minum setelah dingin. Bisa juga herba segar dijus, lalu minum.

Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, seperti gigitan serangga, bisul, koreng, atau memar, lalu balut. Air perasan gilingan herba segar juga bisa digunakan untuk mencuci dan mengompres ekzema, luka bakar, atau tersiram air panas.

CONTOH PEMAKAIAN
Sakit tenggorok
Cuci herba portulaka segar, lalu giling sampai halus dan peras sampai airnya terkumpul satu cangkir. Tambahkan sedikit boraks, lalu gunakan untuk kumurkumur.

Sakit kepala
Cuci seluruh bagian portulaka segar, kecuali akar (30 g). Tambahkan dua gelas air, lalu rebus sampai mendidih selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Jika sakit berulang, lakukan 2--3 kali dalam sehari.

Hepatitis
Cuci herba portulaka segar (30 g), lalu giling sampai halus. Peras dengan sepotong kain, lalu minum air yang terkumpul sekaligus. Lakukan 2--3 kali sehari sampai sembuh.

Ekzema pada bayi
Cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Gunakan air perasannya untuk mengompres ekzema.

Bisul, koreng
Cuci tangkai segar sampai bersih, lalu giling halus. Bubuhkan ke tempat yang sakit, lalu balut. Ganti 2--3 kali dalam sehari.

Catatan
Ibu hamil dilarang minum rebusan herba ini.


Komposisi :
Seluruh herba mengandung portulal. Batang dan bunga mengandung betacyanin, betanin, dan betanidin.
Read more...
separador

KHASIAT POHON MERAH

Pohon Merah

(Euphorbia puicherrima Willd. Et Klotzsch)
Sinonim :
= Poinsettia pulcherrima, R. Grah.
Familia :
Euphorbiaceae
Uraian :
Tanaman hias yang asalnya dari Mexico ini dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok bila ditanam pada ketinggian sekitar 600 m dpi. Perdu tegak, tinggi 1,5-4 m, berkayu, bercabang, bergetah seperti susu. Daun tunggal, bertangkai, letak tersebar, bentuknya bulat telur sampai elips memanjang, yang terbesar kerapkali dengan 2-4 lekukan, ujung dan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-1 5 cm, lebar 2,5-6 cm, bagian bawah berambut halus, tangkai daun muda warnanya merah, setelah tua hijau. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas disebut cyathium, keluar diujung percabangan. Tiap cyathium berhadapan dengan daun pelindung yang besar, bentuk lanset, warnanya merah, kadang-kadang berwarna kuning. Cyathium tinggi 1 cm, hijau dengan taju merah dan 1 kelenjar besar, pada sisi perut warnanya kuning oranye. Tangkai sari merah oranye. Buahnya buah kotak, panjang 1,5 cm, masih muda hijau, setelah tua coklat. Biji bulat, coklat. Sekarang banyak varietasnya yang berasal dari Eropa, dan merupakan hasil pemuliaan. Tanaman lebih pendek, daun lebih lebar dengan warna daun pelindung bermacam-macam, seperti merah, putih atau merah muda.

Nama Lokal :
Kastuba, ki geulis (Sunda). Racun, kedapa (Bali); Godong racun, wit racun, racunan (Jawa), ; Denok, puring, bengala. (Sumatera);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang kulit, Tulang patah, bengkak terpukul, luka luar; Melancarkan ASI dan Haid.;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Daun, bunga, atau seluruh tanaman.

KEGUNAAN:
- lnfeksi kulit, erysipelas.
- Meiancarkan haid.
- Air susu ibu sedikit.
- Tulang patah.
- Bengkak karena terpukul.
- Luka luar.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 10-15 g, direbus.
Pemakaian luar: Secukupnya ditumbuk, tempelkan kebagian yang sakit.

CARA PEMAKAIAN:
1. Radang kulit erysipelas:
    Daun secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.
    Balurkan kebagian tubuh yang sakit.
2. Melancarkan ASI: 10 g bunga dicuci lalu direbus, minum.  


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Pahit, sepat, sejuk, sedikit beracun. Perangsang muntah, melancarkan pengeluaran air susu ibu (galaktagog). KANDUNGAN KIMIA: Daun: Alkaloid, saponin, lemak, amylodextrin. Batang: Saponin, sulfur, lemak, amylodextrin, asam format, kanji. 


 
Read more...
separador

KHASIAT PISANG

Pisang

(Musa Paradisiaca, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Musaceae
Uraian :
Tumbuhan ini berasal dari Asia dan tersebar di spanyol, Itali, Indonesia, Amerika dan bagian dunia yang lain. Tumbuhan pisang menyukai daerah alam terbuka yang cukup sinar matahari , cocok tumbuh didataran rendah sampai pada ketinggian 1000 meter lebih diatas permukaan laut. Pada dasarnya tanaman pisang merupakan tumbuhan yang tidak memiliki batang sejati. Batang pohonnya terbentuk dari perkembangan dan pertumbuhan pelepah pelepah yang mengelilingi poros lunak panjang , Batang pisang yang sebenarnya terdapat pada bonggol yang tersembunyi di dalam tanah

Nama Lokal :
Banana (Inggris), Tsiu, Cha (Cina), Pisyanga, Kila (India); Pisang (Indonesia), Klue (Thailand), Pyaw, Nget (Burma); Gedang (Jawa), Cau (Sunda), Biu (Bali), Puti (Lampung); Wusak lambi, lutu (Gorontalo), Kulo (Ambon), Uki (Timor);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Pendarahan rahim, Merapatkan vagina, Sariawan usus, Ambeien; Cacar air, Telinga dan Tenggorokan bengkak, Disentri, Amandel; Kanker perut, Sakit kuning (lever), Pendarahan usus besar, Diare;
Pemanfaatan :
1. Kanker Perut
    Bahan:  Tunas / anak batang pohon pisang dan 1 potong tumbuhan
    benalu teh
    Cara membuat:  anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 4
    gelas, kemudian direbus bersama dengan benalu teh tersebut
    sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas.
    Cara menggunakan:  diminum 2 kali sehari 1 gelas, pagi dan sore
    dan dilakukan secara teratur.
2. Sakit Kuning
    Bahan:  Buah pisang emas yang sudah masak
    Cara menggunakan:  makan buah pisang emas yang banyak.
3. Keluarga Berencana
    Bahan:  Bunga Pisang ambon
    Cara membuat:  direbus dengan air sampai mendidih
    Cara menggunakan: diminum airnya 2 kali sehari,  pagi hari dan
    sebelum tidur. Dilakukan selama 7 hari berturut turut sesudah
    menstruasi  atau melahirkan.
4. Pendarahan Usus Besar
    Bahan:  tunas/ anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh
    Cara membuat: anak pisang diparut dan diperas untuk di ambil
    airnya sebanyak 2 gelas kemudian  direbus bersama dengan
    bonggol benalu teh tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir.
5. Pendarahan Rahim
    Bahan: tunas / anak pisang dan 1 potong bonggol benalu teh
    Cara membuat: anak pisang diparut dan diambil airnya sebanyak 2
    gelas. Kemudian direbus bersama dengan bonggol benalu teh
    tersebut sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas.
    Cara menggunakan: disaring dan diminum 1 kali sehari 1/2 gelas.
6. Mencegah Pendarahan Sehabis Melahirkan
    Bahan:  batang pohon pisang
    Cara membuat:  batang pohon pisang diparut untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan:  disaring dan diminum 2 kali sehari 1/2 gelas.
7. Sariawan Usus
    Bahan:  Kulit buah pisang kluthuk yang sudah masak dan buah
    pisang mentah.
    Cara membuat:  Kulit pisang kluthuk dan buah pisang mentah
    tersebut diiris-iris tipis, kemudian ditumbuk halus, diperas sampai
    keluar airnya dan diembun-embunkan semalam di luar rumah.
    Cara menggunakan:  diminum setelah bangun tidur / pagi hari.
8. Merapatkan Vagina dan Mencegah Pendarahan
    Bahan:  batang pohon pisang batu yang belum berbunga.
    Cara membuat:  Pohon pisang dipancung untuk diambil airnya yang
    bersih
    Cara menggunakan:  digunakan untuk mencuci Vagina setelah
    bersalin.
9. Ambeien
    Bahan:  buah pisang kluthuk yang masih mentah, adas pulasari
    secukupnya dan 1 potong gula merah.
    Cara membuat:  buah pisang kluthuk diparut untuk diambil airnya.
    Kemudian dicampur dengan bahan lainnya dan diaduk sampai
    merata.
    Cara menggunakan:  disaring dan diminum.
10. Cacar Air
     Bahan:  bonggol batang pisang kluthuk, adas pulosari
     Cara membuat:  bonggol pisang diparut untuk diambil airnya,
     kemudian dicampur dengan bahan lainnya sampai merata.
     Cara menggunakan:  disaring dan diminum
11. Telinga Bengkak
      Bahan:  Kulit pisang kustruk
      Cara membuat:  Kulit pisang dipanggang dan dalam keadaan
      hangat-hangat diperas untuk diambil airnya.
      Cara menggunakan:  dioleskan pada bagian telinga yang bengkak.
12. Tenggorokan Bengkak
     Bahan:  Bonggol pisang kapok (kepok)
     Cara membuat:  Bonggol pisang diparut dan diperas untuk diambil
     airnya.
     Cara menggunakan:  dipakai untuk kumur.
13. Disentri
     Bahan: Bonggol pisang kluthuk
     Cara membuat: diparut untuk diambil airnya sebanyak 1/2 gelas
     Cara menggunakan: diminum 3 hari sekali
14. Diare (orang dewasa)
     Bahan:  buah pisang kapur mentah
     Cara membuat:  dibakar
     Cara menggunakan:  dimakan
15. Diare (Bayi)
     Bahan:  buah pisang kapok (kepok) mentah
     Cara membuat:  diiris-iris dan digoreng tanpa minyak
     Cara menggunakan:  dimakan oleh ibu yang sedang menyusui bayi
     tersebut.
16. Amandel
     Bahan:  bonggol batang pisang
     Cara membuat:  diparut dan diperas untuk diambil airnya
     Cara menggunakan:  diminum.
17. Mencegah Infeksi 
     Bahan:  getah pelepah daun pisang


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Menurut penelitian pisang mengandung kadar antara lain : - Vitamin A, B1, C - Lemak - Mineral (Kalium, chlor, natrium, magnesium, posfor ) - Karbohidrat - Dextrose - Air - Sucrose - Levulose - Zat Putih telut - Zat Tepung
Read more...
separador

KHASIAT PINANG

Pinang

(Areca catechu L.)
Sinonim :
= A. hortensis, Lour.
Familia :
Arecaceae
Uraian :
Pinang umumnya ditanam di pekarangan, di taman-taman atau dibudidayakan, kadang tumbuh liar di tepi sungai dan tempat-tempat lain, dapat ditemukan dari 1-1.400 m dpl. Pohon berbatang langsing, tumbuh tegak, tinggi 10-30 m, diameter 15-20 cm, tidak bercabang dengan bekas daun yang lepas. Daun majemuk menyirip tumbuh berkumpul di ujung batang membentuk roset batang. Pelepah daun berbentuk tabung, panjang 80 cm, tangkai daun pendek. Panjang helaian daun 1-1,8 m, anak daun mempunyai panjang 85 cm, lebar 5 cm, dengan ujung sobek dan bergigi. Tongkol bunga dengan seludang panjang yang mudah rontok, keluar dari bawah roset daun, panjang sekitar 75 cm, dengan tangkai pendek bercabang rangkap. Ada 1 bunga betina pada pangkal, di atasnya banyak bunga jantan tersusun dalam 2 baris yang tertancap dalam alur. Bunga jantan panjang 4 mm, putih kuning, benang sari 6. Bunga betina panjang sekitar 1,5 cm, hijau, bakal buah beruang satu. Buahnya buah buni, bulat telur sungsang memanjang, panjang 3,5-7 cm, dinding buah berserabut, bila masak warnanya merah oranye. Biji satu, bentuknya seperti kerucut pendek dengan ujung membulat, pangkal agak datar dengan suatu lekukan dangkal, panjang 15-30 mm, permukaan luar berwarna kecoklatan sampai coklat kemerahan, agak berlekuk-lekuk menyerupai jala dengan warna yang lebih muda. Umbutnya dimakan sebagai lalab atau acar, sedang buahnya merupakan salah satu ramuan untuk makan sirih, dan merupakan tanaman penghasil zat samak. Pelepah daun yang bahasa Sundanya disebut upih, digunakan untuk pembungkus makanan, bahan campuran untuk pembuatan topi, dsbnya. Perbanyakan dengan biji.

Nama Lokal :
Jambe, penang, wohan (Jawa). pineng, pineung, pinang,; Batang mayang, b. bongkah, b. pinang, pining, boni (Sumtra); Gahat, gehat, kahat, taan, pinang (Kalimanantan). alosi; mamaan, nyangan, luhuto, luguto, poko rapo, amongon.(Sul.); Bua, hua, soi, hualo, hual, soin, palm (Maluku). bua, winu,;

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Cacingan, Perut kembung, Luka, Batuk berdahak, Diare, Kudis; Koreng, terlambat haid, keputihan, beri-beri, malaria, difteri; Tidak nafsu makan, Sembelit, Sakit pinggang, gigi dan gusi,;
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIPAKAI: Biji, daun, sabut.

KEGUNAAN:
Biji (Binglang):
- Cacingan: taeniasis, fasciolopsiasis.
- Perut kembung akibat gangguan pencernaan.
- Bengkak karena retensi cairan (edema).
- Rasa penuh di dada.
- Luka.
- Batuk berdahak.
- Diare.
- Terlambat haid, Keputihan.
- Beri-beri, edema. Malaria.
- Memperkecil pupil mata (miosis) pada glaucoma.

Daun:
- Tidak napsu makan.
- Sakit pinggang (lumbago).

Sabut:
- Gangguan pencernaan (dyspepsia).
- Sembelit.
- Edema dan beri-beri.

PEMAKAIAN:
Untuk minum: 5-10 g biji kering atau 5-10 g sabut, rebus.
Pemakaian luar : Biji secukupnya direbus, airnya untuk mencuci luka dan infeksi kulit lainnya.

CARA PEMAKAIAN:
1. Cacingan:
    30 g serbuk biji pinang direbus dengan 2 gelas air, didihkan
    perlahan-lahan seiama 1 jam. Setelah dingin disaring, minum
    sekaligus sebelum makan pagi.

2. Luka: Biji ditumbuk halus, untuk dipakai pada luka.

3. Kudis:
    Biji pinang digiling halus, tambahkan sedikit air kapur sirih sampai
    menjadi adonan seperti bubur. Dipakai untuk memoles bagian tubuh
    yang kudis.

4. Koreng:
    Pinang, gambir, kapur sirih masing-masing sebesar telur cecak,
    tembakau sebesar ibu jari dan 1 lembar daun sirih segar.
    Bahan-bahan tersebut dicampur ialu digiling halus. Lumurkan pada
    koreng yang telah dibersihkan.

5. Disentri:
    Buah pinang yang warnanya kuning muda dicuci lalu direndam dalam
    1 gelas air selama beberapa jam. Minum air rendaman pinang.

6. Membersihkan dan memperkuat gigi dan gusi:
    Biji pinang diiris tipis-tipis. Kunyah setiap hari selama beberapa
    menit, lalu ampasnya dibuang.

7. Sakit pinggang:
    Daun secukupnya dicuci bersih, lalu digiling halus. Tambahkan
    minyak kelapa secukupnya, panaskan sebentar di atas api. Hangat-
    hangat dipakai untuk mengompres bagian pinggang yang sakit.

8. Difteri:
    1 butir biji pinang kering digiling halus, seduh dengan 3/4 cangkir
    air panas dan 1 sendok makan madu. Setelah dingin dipakai untuk
    kumur-kumur di tenggorokan selama 2-3 menit, lalu dibuang.
    Lakukan 3 kali sehari.

Efek samping:
Senyawa alkaloid yang dikandung pada buah cukup berbahaya untuk sistem syarat. Yang umum terjadi adalah mual dan muntah (20-30%), sakit perut, pening dan nervous. Untuk mengurangi kejadian muntah, minumlah rebusan obat setelah dingin. Efek samping yang jarang terjadi adalah luka pada lambung yang disertai muntah darah.
Tanda-tanda kelebihan dosis: Banyak keluar air liur (qalivation), muntah, mengantuk dan seizure.
Pengobalan: Cuci lambung dengan larutan potassium permanganate dan injeksi atropine. Untuk mengurangi efek racunnya, pemakaian biji pinang sebaiknya yang telah dikeringkan, atau lebih baik lagi bila biji pinang kering direbus dahulu sebelum diminum. Kebiasaan mengunyah biji pinang, dapat meningkatkan kejadian kanker-mukosa pipi (buccal cancer).  


Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Biji: Pahit, pedas, hangat. Obat cacing (anthelmintic), peluruh kentut (antiflatulent), peluruh haid, peluruh kencing (diuretik), peluruh dahak, memperbaiki pencernaan, pengelat (astringen), pencahar (laksan). Daun: Penambah napsu makan. Sabut: Hangat, pahit. Melancarkan sirkulasi tenaga, peluruh kencing, pencahar. KANDUNGAN KIMIA: Biji mengandung 0,3-0,6% alkaloid, seperti Arekolin (C8 H13 NO2), arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine dan isoguvasine. Selain itu juga mengandung red tanin 15%, lemak 14% (palmitic, oleic, stearic, caproic, caprylic, lauric, myristic acid), kanji dan resin. Biji segar mengandung kira-kira 50% lebih banyak alkaloid, dibandingkan biji yang telah diproses. Arekolin: Obat cacing dan berkhasiat sebagai penenang. 

Read more...
separador

KHASIAT PETAI CINA

Petai Cina

(Leucaena leucocephala, Lmk. de wit)
Sinonim :
Leucaena glauca, Benth.
Familia :
Mimesaceae
Uraian :
Petai cina (Leucaena leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya yang berjambul warna putih sering disebut cengkaruk. Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis. Buah petai cina termasuk buah polong, berisi biji-bibji kecil yang jumlahnya cukup banyak. Petai cina oleh para petani di pedesaan sering ditanam sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan segalanya. Petai cina cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut. Petai cina di Indonesia hampir musnah setelah terserang hama wereng. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang.

Nama Lokal :
Petai cina (Indonesia), Kemlandingan, Lamtoro (Jawa); Palanding, Peuteuy selong (Sunda), Kalandingan (Madura);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Cacingan, Gairah seks, Luka baru dan bengkak; Tluseben (kasura);
Pemanfaatan :
1. Diabetes Melitus
    Bahan:  Biji petai cina yang sudah tua dan kering;
    Cara membuat:  digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat
    bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan air panas
    (seperti membuat kopi).
    Cara Menggunakan:  diminum 1 kali  sehari 1 gelas dan dilakukan
    secara teratur.

2. Cacingan
    Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering;
    Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat
    bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan ½ - 1 gelas
    air panas (seperti membuat kopi).
    Cara Menggunakan:  diminum menjelang tidur malam.


3. Meningkatkan gairah seks
    Bahan:  1 sendok petai cina, 1 sendok bubuk merica hitam, 2 butir
    kuning telur ayam kampung mentah dan 1 sendok madu;
    Cara membuat:  semua Materials tersebut dioplos sampai merata
    Cara Menggunakan:  diminum sekaligus

4. Luka baru dan bengkak
    Bahan:  daun petai cina secukupnya
    Cara membuat:  ditumbuk halus atau dikunyah
    Cara Menggunakan:  ditempelkan pada bagian yang luka / bengkak

5. Tlusuben (benda-benda yang masuk ke dalam daging: kayu, bambu)
    Bahan: daun petai cina yang masih muda dan terasi dapur;
    Cara membuat: daun petai cina ditumbuk halus dan ditambah terasi
    dapur secukupnya, diaduk sampai merata;
    Cara Menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit, kemudian
    dibalut dengan kain pembalut.


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Biji dari buah polong petai cina (Leucaena leucocephala) yang sudah tua setiap 100 gram mempunyai nilai kandungan kimia berupa : - Kalori 148 kalori, - Protein 10,6 gram, - Lemak 0,5 gram, - Hidrat arang 26,2 gram, - Kalsium 155 miligram, - fosfor 59 gram, - Zat besi 2,2 gram, - Vitamin A 416 SI, - Vitamin B1 0,23 miligram - Vitamin C 20 miligram.
Read more...
separador

KHASIAT PERMOT

Permot

(Passiflora foetida L.)
Sinonim :
P. baraquiniana Lem., P. hastata Bertol., P. hircina Sweet., P. nigelliflora Hook., P. polyaden Vell., P. gossypifolia Desv., P. hibiscifolia Lam., P. hirsuta Lodd., P. obscura Lindl., P. variegata Mill.
Familia :
Passifloraceae
Uraian :
Permot berasal dari Amerika Tropis dan di sini tumbuh liar di tempat-tempat terbuka yang mendapat cahaya matahari, seperti di semak-semak, tanah lapang yang terlantar, atau merambat di pagar. Tanaman ini bisa ditemukan pada 1--1.000 m dpl. Terna merambat dengan panjang 1,5--5 m ini mempunyai rambut putih, dengan alat pembelit yang duduk pada batang. Daun tunggal, bertangkai dengan panjang 2--10 cm, letak berseling, helaian daun bentuknya lebar, dan berlekuk menjari tiga. Ujungnya runcing, pangkal berbentuk jantung, tepi bergelombang, panjang 5--13 cm, lebar 4--12 cm, warnanya hijau. Bunga tunggal, diameter sekitar 5 cm, warnanya putih atau ungu muda. Buahnya buah buni, bulat lonjong, panjang 3--5 cm, dibungkus oleh pembalut. Biji banyak. Buah yang masak bisa dimakan dan rasanya manis. Daun muda dapat dimasak sebagai sayur.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Sumatera: gegambo, lemanas, remugak. Jawa: kaceprek, kileuleueur, permot, pacean, tajutan, ceplukan blungsung. Nusa Tenggara: bungan putir, moteti, buah pitri. NAMA ASING Long zhu guo (C), marie goujeat (P), lac tien, day nhan long (V), co hong tien (T), stinking passion flower, tagua passion flower, hispid granadilla (I). NAMA SIMPLISIA Passiflorae foetidae Herba (herba permot).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT DAN KHASIAT Rasanya manis, agak pahit, sifatnya sejuk. Seluruh bagian herba ini berkhasiat antiradang, penenang (sedatif), peluruh kencing (diuretik), serta membersihkan panas dan racun. Buah juga berkhasiat menghilangkan nyeri (analgesik) dan memperkuat paru.
Pemanfaatan :
BAGIAN YANG DIGUNAKAN
Seluruh herba berikut buah dapat digunakan sebagai obat.

INDIKASI
Herba permot digunakan untuk:
- batuk karena paru-paru panas,
- radang kelenjar getah bening leher (servikal limfadenitis),
- sulit tidur (insomnia), gelisah, mimpi buruk,
- kelelahan kronis yang abnormal (neurasthenia),
- darah tinggi (hipertensi),
- bengkak (edema), kencing berlemak (chyluria), dan
- koreng, skabies, borok (ulcus) pada kaki.

CARA PEMAKAIAN
Untuk obat yang diminum, rebus herba segar sebanyak 5--15 g, lalu minum airnya.
Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu rebus. Setelah dingin, gunakan airnya untuk mencuci borok, koreng, atau skabies. Bisa juga herba segar digiling halus sampai seperti bubur, lalu turapkan ke tempat yang sakit.

CONTOH PEMAKAIAN
Radang kelenjar getah bening leher, koreng bernanah Siapkan herba permot, akar daruju kering (Acanthus ilicifolius L.), akar daun kentut (Paederia scandens), dan herba sambiloto kering (Andrographis paniculata) masing-masing 15 g, lalu cuci dan potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring dan minum sehari dua kali, masing-masing setengah gelas.

Koreng, skabies, borok pada kaki
Rebus herba permot secukupnya, lalu setelah dingin gunakan airnya untuk mencuci bagian yang sakit. Gilingan halus herba permot juga digunakan untuk menurap di tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2--3 kali sehari. Lakukan setiap hari sampai sembuh.


Komposisi :
Buah, biji, dan daun mengandung substansi yang tidak stabil, yaitu asam hidrosianat dan laktone. Buah masak mengandung Ca, P, Fe.
Read more...
separador

KHASIAT PEPAYA

Pepaya

(Carica papaya, Linn.)
Sinonim :
Familia :
Cariccaceae
Uraian :
Pepaya (carica papaya) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon. Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipoting melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi.

Nama Lokal :
Papaw (Inggris), Pepaya (Indonesia), Gedang (Sunda); Betik, Kates, Telo gantung (Jawa);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batu ginjal, Hipertensi, Malaria, Sakit keputihan, Kekurangan ASI; Reumatik, Malnutrisi, Gangguan saluran kencing, haid berlebihan; Sakit Perut saat haid, Disentri, Diare, Jerawat, Ubanan;
Pemanfaatan :
1. Batu Ginjal (niersteen = Belanda)
    Bahan: 7 lembar daun pepaya
    Cara membuat dan menggunakan :
    Memakai formula 3-5-7 plus, artinya :
    - Hari Pertama, 3 lembar daun pepaya yang masih segar direbus
      dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya
      tersebut diminum 1 gelas sekaligus.
    - Hari Kedua, 5 lembar daun pepaya yang masih segar direbus
      dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya
      tersebut diminum 1 gelas sekaligus.
    - Hari Ketiga, 7 lembar daun pepaya yang masih segar direbus
      dengan air secukupnya, kemudian air rebusan daun pepaya
      tersebut diminum 1 gelas sekaligus.
    - Untuk menutupnya ditambah dengan minum air kelapa muda
      (degan=Jawa), yang dipilih dari buah kelapa hijau.

     Catatan : bagi yang mengidap hipertensi tidak boleh minum resep ini.

2. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
    a. Bahan: 2 potong akar pepaya
       Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih hingga
       tinggal 1 gelas, kemudian disaring;
       Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 1 cangkir

    b. Bahan: 7 lembar daun atau bunga tapakdara
       Cara membuat: diseduh dengan 1 gelas air dan dibiarkan
       beberapa saat dan disaring
       Cara menggunakan: diminum menjelang tidur.

3. Malaria
    Bahan: 1 lembar daun pepaya, tempe busuk sebesar ibu jari, garam
    secukupnya.
    Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk halus, kemudian
    diperas dan disaring untuk diambil airnya.
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari selama 7 hari berturut-
    turut.

4. Sakit Keputihan
    Bahan: 1 lembar daun pepaya, 1 potong akar rumput alang-alang,
    adas pulosari secukupnya.
    Cara membuat: daun pepaya dicincang halus, kemudian direbus
    bersama bahan lainnya dengan 1,5 liter air sampai mendidih dan
    disaring
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan
    secara teratur.

5. Kekurangan ASI
    Bahan: buah pepaya yang masih hijau (muda) tanpa dikuliti.
    Cara membuat: buah pepaya tersebut dibelah menjadi 2 bagian,
    sebagian direbus dengan air dan sebagian yang lain menggunakan
    cuka.
    Cara menggunakan: air rebusan tersebut diminum 2-3 sendok teh
    sehari dan dilakukan secara teratur.

6. Reumatik
    a. Bahan: buah pepaya, 2 butir telur ayam kampung;
       Cara membuat: buah pepaya dipotong penampangnya kemudian
       telur dimasukkan dalam pepaya melalui lubang yang telah dibuat
       dengan memotong penampang tadi, ditutup kembali rapat-rapat
       dan dibakar hingga telur yang ada di dalamnya masak
       Cara menggunakan: telur yang sudah masak tersebut dimakan
       pagi dan sore

     b. Bahan: 2 potong akar pepaya, 1 lembar daun pepaya;
        Cara membuat : kedua bahan tersebut ditumbuk halus,  kemudian
        direbus dengan 1 liter air sampai mendidih dan disaring.
        Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas pada sore hari.  

7. Malnutrisi (gejala kekurangan salah satu zat makanan pada balita)
    a. Bahan: 2 lembar daun pepaya, 3 tangkai daun dadap serep,
       kapur sirih secukupnya.
       Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama sampai
       halus.
       Cara menggunakan: dipergunakan sebagai bedak dan dioleskan
       pada perut balita yang sakit.

    b. Bahan: 1 lembar daun pepaya
       Cara membuat: direbus dengan 1,5 gelas air sampai mendidih,
       kemudian disaring untuk diambil airnya
       Cara menggunakan: diminumkan pada balita 2 sendok makan
       setiap hari.

8. Gangguan saluran kencing
    Bahan: 3 potong akar pepaya
    Cara membuat: direbus dengan 1 liter air air sampai mendidih,
    kemudian disaring.
    Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari 0,5 gelas.

9. Haid berlebihan
    Bahan: buah pepaya yang masih hijau (muda)
    Cara membuat: direbus dengan air sampai masak.
    Cara menggunakan: dimakan dagingnya.

10. Sakit perut pada waktu haid
     Bahan: 1 lembar daun pepaya, buah asam dan garam secukupnya


Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kandungan buah pepaya masak (100 gr) - Kalori 46 kal - Vitamin A 365 SI - Vitamin B1 0,04 mg - Vitamin C 78 mg - Kalsium 23 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 12 mg - Besi 1,7 mg - Protein 0,5 mg - Air 86,7 gram Kandungan buah Pepaya Muda (100 gr) - Kalori 26 kalori. - Lemak 0,1 gram - Protein 2,1 gram - Hidrat Arang 4,9 gram - Kalsium 50 mg - Fosfor 16 mg - Besi 0,4 mg - Vitamin A 50 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 19 mg - Air 92,4 gram Disamping itu buah pepaya juga mengandung unsur antibiotik, yang dapat digunakan untuk pengobatan tanpa ada efek sampingannya. Buah Pepaya juga mengandung unsur yang dapat membuat pencernaan makanan lebih sempurna, disamping memiliki daya yang dapat membuat air seni bereaksi asam, yang secara ilmiah disebut zat caricaksantin dan violaksantin. Daun pepaya juga mengandung berbagai macam zat, antara lain : - Vitamin A 18250 SI - Vitamin B1 0,15 mg - Vitamin C 140 mg - Kalori 79 kal - Protein 8,0 gram - Lemak 2 gram - Hidrat Arang 11,9 gram - Kalsium 353 mg - Fosfor 63 mg - Besi 0,8 mg - Air 75,4 gram Kandungan carposide pada daun pepaya berkhasiat sebagai obat cacing. Disamping pada daunnya, akar dan getah pepaya juga mengandung zat papayotin, karpain, kautsyuk, karposit dan vitamin


Read more...
separador

Followers